Ketik dan Tekan Enter

Managing JODOH Process...

Author Josie / 20 Februari 2010 / No comments

https://myzozieman.blogspot.com/2010/02/managing-process_20.html

Minggu lalu, sewaktu keluar dari mall WTC Matahari, saya bertemu dengan teman lama, seorang Oma yang dulunya cukup akrab. Setelah berbincang-bincang cukup lama, dia berbicara,”Tolong carikan jodoh untuk anakku.” Wah permintaan yang berat, walaupun banyak teman pria saya yang belum menikah, tapi mencari yang sepadan dengan anak perempuan Oma ini agak sukar. Satu lagi, salah satu temanku ikut Take Him Out, acara perjodohan di salah satu televisi swasta. Dengan sepenuh hati saya dukung dan berikan beberapa saran untuk memperbaiki penampilannya. Hasilnya.... nihil.

Memang mencari jodoh tidak semudah mendapatkan gelar sarjana (ini pengakuan dosen pengajar istriku yang sudah dapat gelar S2, tapi belum menikah). Bahkan Wali, dalam lagunya ”Cari Jodoh”, menggambarkan betapa susahnya mencari jodoh. Dalam video klipnya, Narji, salah satu pelawak favorit saya, dengan gaya khasnya berkata,”apa salahku... apa salah ibuku... hidupku dirundung pilu.....tak ada yang mau dan menginginkan aku.... ku tak laku-laku.” Ooops...

Cukup lama saya mencari tahu apa yang membuat seseorang tidak menarik bagi bagi lawan jenisnya. Apa masalah wajah? Tidak juga, salah seorang teman yang wajahnya biasa-biasa saja bisa digila-gilai seorang wanita dan sekarang sudah menikah dan memiliki keluarga yang baik. Ternyata jawabannya sederhana: Kedewasaan (Maturity). Seorang dewasa yang sudah matang baik secara fisik, emosi dan intelektual, seorang yang siap untuk masuk ke dalam mahligai pernikahan.

Bagaimana cara menjalani proses untuk mencapai kedewasaan? Watt S. Humphrey dalam bukunya ”Managing the Software Process”, yang saya pelesetkan menjadi ”Managing ’JODOH’ Process”, mengelola proses untuk mendapat jodoh. Ada 5 Level dalam Capability Maturity Model (Kompetensi Model Kedewasaan):
  1. Initial
  2. Repeatable
  3. Defined
  4. Managed
  5. Optimizing
Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut, pada level 1, keadaan chaos, tidak ada aturan yang mengikat, bayangkan keadaan waktu kita masih remaja, hidup menuruti keinginan hati. Seiring kita menjalani pendidikan, kita dididik dalam proses yang berulang-ulang (repeatable – level 2), sehingga terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik contohnya bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas sekolah, tidak terlambat, menghargai teman. Seiring berjalannya waktu, saatnya kebiasaan-kebiasaan baik itu diterapkan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi dan menjadi karakter yang terpatri dalam hidup kita (defined – level 3). Karakter yang telah didefinisikan kemudian dikelola dan dilakukan pengukuran terhadap performanya (managed – level 4). Dan level 5 adalah proses optimasi yang merupakan proses perbaikan yang terus menerus. Pada level 5 ini, seseorang terus maju untuk mencapai tingkat kedewasaan penuh.

Pada level mana seorang layak untuk dijadikan pasangan hidup? Seperti batasan untuk ikut dalam bidding software project, level 3 adalah level minimum seseorang layak untuk memilih dan dipilih sebagai pasangan hidup.

Ada seseorang yang mencari jodoh untuk menaikkan level kedewasaannya, menunjukkan bahwa dia sudah dewasa dan matang, ini tidak akan berhasil. Tingkatan ini adalah proses yang harus dijalani sendiri, seperti seorang mengasah mata kapak yang akan digunakan untuk menebang pohon. Saya pernah menulis, ”Jodoh memang dari Tuhan, tapi tugas orang itu sendiri untuk menariknya mendekat.” Amsal berkata,” Orang yang mendapat seorang istri mendapat sesuatu yang baik. Istri adalah berkat yang diberikan TUHAN kepadanya.” Istri adalah berkat yang diberikan Tuhan, atau lebih jelasnya Salomo berkata seperti ini, ”Nikmatilah hidup dengan istrimu, yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia ini, karena istri yang diberikan Allah kepadamu adalah upah terbaik di dunia ini untuk segala jerih payahmu.” Upah terbaik di dunia ini untuk segala jerih payah kita dalam mencapai level kedewasaan penuh adalah istri yang baik.

Sampai di sini dulu, saya ingat lagunya Project Pop, dengan penuh keceriaan mereka meneriakkan,”Kawin... Kawin.... Minggu depan aku kawin....” Amien

Selamat menarik, mencari dan mendapat jodoh. Jangan lupa bahwa setelah menikah, kita akan masuk ke level 1 satu lagi dalam kedewasaan pernikahan dan harus terus bergerak maju untuk meningkat ke level kedewasaan yang lebih tinggi.

Salam Hikmat, Bijaksana Dalam Bertindak
OBS

Baca Juga

Cuma seorang blogger yang jarang ngeblog

Share :

Related Posts

0 Comment:

Posting Komentar

© 2016 - | MZ Blog
Made By Smartphone