Ketik dan Tekan Enter

GATI - Service manual

Author Josie / 3 Januari 2011 / No comments

https://myzozieman.blogspot.com/2011/01/gati-service-manual_3.html

Minggu malam sepulang mengikuti ujian, istri saya terkena diare. Mobil baru selesai saya cuci, dan kemudian turun hujan deras. Istriku mencari obat diare yang biasanya selalu tersedia di rumah, tapi hari itu semua obat diare di rumah habis. Jadi saya sarankan pinjam dulu dari tetangga. Nah, sewaktu menelpon dia mengajukan pernyataan ini “lebih enak punya suami romantis apa suami gati?” Saya tipe suami yang romantis dan tipe suami dari tetangga yang ditelpon adalah tipe gati. Arti “gati” apa yah? Kurang lebih artinya perhatian, bisa memahami apa yang dibutuhkan seseorang dan berusaha memenuhinya. Akhirnya saya nyalakan mobil dan membelikan dia obat diare. Belajar jadi suami yang gati….

Salah seorang pernah berkata, pernikahan haruslah dipandang dan diperlakukan seperti suatu kemitraan dalam bisnis; sebagaimana bisnis akan langgeng bila dua mitra yang sejajar memberikan kontribusi yang sama besar, maka demikianlah halnya juga dengan pernikahan. Jika salah satu atau kedua belah pihak mengurangi tanggung jawabnya, atau gagal memenuhi janjinya, maka cepat atau lambat , bisnis akan runtuh dan bangkrut. Maka diperlukan sikap saling gati dalam hubungan rumah tangga maupun bisnis.

Saya teringat sewaktu perjalanan ke Chicago (beneran Chicago, bukan Cicayur kecamatan Legok - red). Kami mampir ke restoran Meksiko. Restoran ini didesain seperti rumah asli di daerah asal mereka, lengkap dengan hiasan yang menampilkan kehangatan suasana seperti berada di rumah daerah asal mereka. Kami memesan makanan utama yang ada di sana, sementara menunggu, mereka menyediakan beberapa hidangan pembuka. Sementara kami berbincang-bincang, rekan saya (kami berempat, saya – istri dan dua rekan yang lain), salah seorang rekan mengatakan ada yang ulang tahun. Memang itu bulan Agustus, tapi bukan hari ini kami berulangtahun (saya dan istri, ulang tahun bulan Agustus). Serentak mereka mengambil gitar, maracas dan dengan topi somblero dan lagu dalam bahasa Spanyol mereka menghampiri meja kami dan menyalakan lilin. Wah, benar-benar pelayanan yang super. Nah, bagaimana caranya untuk mendapatkan karyawan yang gati, yang memiliki kriteria “service natural”?

Pertama-tama, dalam menilai karyawan yang ingin bekerja dalam perusahaan kita, unsur-unsur penting yang harus diperhatikan untuk mengenali karyawan yang berpotensi adalah:
  • 5% kesediaannya (availability)
  • 5% dapat menyesuaikan diri-nya (adaptability)
  • 10% kemampuannya (ability)
  • 10% penampilannya (appearance)
  • 70% sikapnya (attitude)
Dengan kata lain,”Hire for attitude – Train for skills”. Pekerjakan orang yang memiliki sikap yang baik dan latih mereka dalam keahlian yang dibutuhkan.

T. Scott Gross, dalam bukunya.”Why Service Stinks... and Exactly What to Do About it!” (Mengapa layanan itu menyebalkan… dan tepatnya apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya). Ternyata untuk mendapatkan orang yang tepat yang memiliki kemampuan melayani (gati / service natural) diperlukan pemetaan profil dari calon karyawan tersebut. Bagaimana teknisnya?

Grafik di bawah menjelaskan profil Service Natural, seorang karyawan yang gati, yang dapat melayani customer dengan baik. Kriterianya adalah seorang yang cukup dominan, supaya bisa membimbing customer dan bukannya dikendalikan customer, cukup berjiwa sosial, agar jangan terlalu sosial sehingga lebih mementingkan membangun hubungan daripada melayani customer, agak lumayan mendikte (driving), agar pelayanan lebih efektif dan efisien, dan kriteria yang terakhir cukup memiliki keberanian untuk melakukan apa yang dipandangnya baik (independent) daripada mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan.

Sebagai penutup, hari itu saya ditelpon oleh teman saya karena dia sudah tidak mampu lagi hidup dengan istrinya. Wah, masalah apalagi ini? Karena dia teman, maka perlu pendapat dari rekan yang lain, jadi saya ajak dia menemui rekan senior saya. Ternyata dia ingin pisah karena sering bertengkar dengan istrinya dan alasan-alasan yang lain. Setelah dikonseling dengan teman saya, saya minta istri saya pancing dari pihak istri (istrinya teman istri saya) apa masalah yang sebenarnya, ternyata dari masalah yang kelihatannya besar di luar, akar permasalahannya hanya satu… suaminya kurang gati dan kurang romantis! Terlalu cuek, istilahnya. Akhirnya saya training bagaimana memperlakukan istri dengan romantis… (belum bisa training tentang gati, karena masih dalam taraf belajar). Dan setelah dia praktekkan, rumah tangganya kembali normal. Jadi untuk para suami (termasuk saya) belajarlah untuk gati kepada istri, dan jika sudah gati.... Belajarlah untuk bersikap romantis.

Salam Hikmat, Bijaksana dalam Bertindak,
OBS
Baca Juga

Cuma seorang blogger yang jarang ngeblog

Share :

Related Posts

0 Comment:

Posting Komentar

© 2016 - | MZ Blog
Made By Smartphone