Ketik dan Tekan Enter

Jangan Lebay...plis..!!!

Author Josie / 2 Oktober 2010 / No comments


Pulang dari kuliah, istri saya langsung menodong saya dengan pertanyaan,”Kamu sudah lihat videonya Luna Maya dan Ariel belum?” Dengan lima ethical principles (prinsip-prinsip etika), yaitu integrity, competence, responsibility, respect dan concern yang diajarkan dalam perkuliahan Business Communication, ... saya jawab, ”Belum pernah lihat.” Langsung dia menimpali, “Jangan ditonton, saya kira cuma video biasa, ternyata terlalu vulgar.” Selanjutnya, ketika di kantor seorang driver (supir) bertanya, “Bapak punya video-nya Cut Tari? Boleh copy?” Wah ternyata karena seorang (yang mirip) artis yang menjadi pemeran video porno tersebut, maka itu dianggap legal bagi semua lapisan masyarakat untuk menyebarluaskan dan menontonnya.

Amsal berkata,” Desas-desus merupakan hidangan sedap yang dimakan orang dengan lahap.” Artinya sesuatu yang berupa kabar angin, bagaikan hidangan sedap yang dimakan orang dengan lahap, tanpa mempedulikan pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh, dalam hal ini kesehatan batin. Salah satu tujuan media massa adalah meningkatkan omzet penjualan dengan memberitakan apa yang menguntungkan bagi mereka dan bukannya apa yang dibutuhkan bagi masyarakat. Jadi siapa yang dilayani? Jawabannya adalah uang.

Uang yang menggerakkan media massa untuk memberitakan apa yang bisa dijual, bukan sebagai pemberi informasi yang netral (yang mungkin saja tidak laku dijual). Akhir-akhir ini ada pemberitaan mengenai kerusakan fuel pump setelah menggunakan bensin premium. Bagaimana kita menanggapinya? Pertama, cari tahu siapa yang akan diuntungkan dengan pemberitaan ini? Yaitu penjual bahan bakar tanpa subsidi. Banyak orang karena ketakutannya beralih menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tinggi untuk sepeda motornya yang seharusnya cukup menggunakan premium. Satu contoh lagi mengenai penggerakan massa dengan menggunakan media adalah dalam hal iklan kecantikan, seperti pasta gigi, sabun mandi dan shampoo. Iklan dijadikan cermin atau pegangan bagi masyarakat dalam menentukan citra diri seseorang. Contohnya orang yang memiliki nafas harum karena menggunakan pasta gigi tertentu akan dengan mudahnya mendapatkan pasangan hidup... Apa benar demikian?

Iklan berkata jika Anda memiliki kulit halus karena menggunakan suatu merek sabun tertentu, maka suami Anda akan semakin mencintai Anda.... Apa iya? Juga kalau menggunakan shampoo merek tertentu maka Anda akan menjadi pusat perhatian, hidup akan menjadi lebih mudah dan Anda bahkan bisa mengalami perubahan yang drastis setelah memilki rambut yang indah dan kuat... Apa kenyataannya seperti ini? Jadi bagaimana menyikapi media?

Hancurkan cermin media ini, untuk mendapatkan gambaran diri sendiri secara benar dan memiliki cara pandang yang benar sebagai konsumen. Media bukanlah cermin di mana kita dapat memandang diri kita sebagai mana adanya. Media memang memberitakan sedikit kebenaran dan menekankan secara berlebihan pada suatu point tertentu. Media memberitakan secara tidak proporsional, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Guru Agung pernah berkata,” Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka [media], karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” Memang diperlukan ekstra keberanian untuk memandang diri kita sebenarnya bukan melihat dari cermin yang digunakan oleh masyarakat luas melalui pemberitaan lewat media massa, tetapi berdasarkan bagaimana Sang Pencipta memandang kita.

Inilah yang dikatakan Beliau, ”... engkau berharga bagi-Ku dan mulia, dan Aku mengasihi engkau”. Apa pun bentuk fisik kita, dan bagaimanapun keadaan kita, Tuhan mengatakan bahwa kita berharga dan mulia dan satu hal lagi.... Dia mengasihi kita... You are loved... You are loveable.

Salam Hikmat, Bijaksana dalam Bertindak.
OBS


Gambar : portalsatu

Baca Juga

Cuma seorang blogger yang jarang ngeblog

Share :

Related Posts

0 Comment:

Posting Komentar

© 2016 - | MZ Blog
Made By Smartphone